About Me

Foto Saya
gek rya a.k.a bimz
denpasar, bali, Indonesia
saya...ya gitu lah pokoknya... *mellow abis. paling ga kuad liat org nangis. *susah bgt minta maap, apalagi maapin orang *sangat tidak mudah percaya sifat2 dia atas akibat trauma mendalam krn cinta, hhya.... *sedang menggapai cita-cita dalam hidup ini dan berharap ada seseorang yang sesuai bwt nemenin...
Lihat profil lengkapku
is this our last choice...?

"Jarak" antar angkatan di sekolah disiplin emang udah wajib hukumnya. Ga tau kenapa, senioritas 'n junioritas tumbuh subur di sekolah-sekolah yang dipandang disiplin oleh masyarakat. Senior seenaknya aja merintah2 adik kelas. Harus bawa inilah-itulah, and all those stuff that not important actually. Lebih parahnya lagi, para senior (gebl**) itu nyiptain peraturan-peraturan tak tertulis yang isinya banget-banget ga penting. Yunior ga bole liat mata senior, kalo ketauan ngeliat bakalan didamprat. What kind of rule is this? kalo ga mau di liat, idup aja sono di Mars...(jeritan hati seorang junior)

Keadaan ini emang bener2 (pernah) terjadi di sekolah yang kata orang unggulan. Ketidakadilan cuma bisa di simpen dalam hati. Sampe-sampe ada istilah: kelas 3 adalah penguasa, kelas 2 adalah pengikut, kelas 1 adalah pesuruh. Istilah yang bener2 ga berguna., bagi dunia pendidikan ataupun sekolah itu sendiri.

Mungkin sekarang, keadaannya udah berbeda. Ga ada lagi penindasan, ga ada lagi kegiatan aneh-aneh yang katanya "melatih mental"(yang dalam kenyataannya sangat merusak mental). Sekolah jadi lebih nyaman, jadi bener2 berfungsi sebagai sekolah. Penghuni sekolah jadi bebas berkreatifitas tanpa ada rasa tertekan.

Tapi, adakah yang menyadari siapa pelopor semua perubahan indah ini? Tersebutlah satu angkatan (xxx) yang dengan jiwa besar bersedia untuk menjadi "korban terakhir" dari rantai kedisiplinan tak terkendali di sekolah. Mungkin seudah takdirnya angkatan ini menjadi "LAST CHOICE" bagi angkatan2 sebelumnya untuk melampiaskan 'rasa tidak terima' karena mereka selalu merasa bahwa angkatan last choice ini lebih beruntung dari mereka.

yah... silakan namai sendiri... ciptakan istilah sendiri..... Mungkin akan tidak ada yang peduli, tetapi keyakinan dalam diri begitu kuat bahwasanya akan ada ganjaran dari keputusan kami tidak melanjutkan tradisi dan akan ada buah dari ketidakpedulian kami atas apa yang pernah terjadi.

NB: masif terima kasih dan tinggi hormat bagi pihak yang mau memaafkan kesalahan tulisan, lafal, intonasi, dll. penulis tidak pernah bermaksud menjatuhkan pihak tertentu, hanya ingin semua tau.

3 komentar:

Abraham mengatakan...

Berat emang..

Sekarang kelas 1 seenaknya makan di kantin deket kelas kita...

Dulu kita boro2 makan, deket2 ja takut...

Abraham mengatakan...

Eh, da yg lupa...

Visit my blog ya...

Abraham's Blog

jzt call me MANDA mengatakan...

gek...!!

sebuah ide cemerlang mnjdkn ini tema posting..(koq jd formal)

tp aQ stuju gek...!!!
qt tuwh ibarat penyumbat di air yg deras..(majas yg aneh)

aq brhrp,,ktk penyumbat itu hilang..ad penyumbat lain yg akan kembali menyumbat air deras itu...

hwa..hwa..hwa...jd ngrasa lanjutin postingmu gek...!!!