Blog Archive
About Me
- gek rya a.k.a bimz
- denpasar, bali, Indonesia
- saya...ya gitu lah pokoknya... *mellow abis. paling ga kuad liat org nangis. *susah bgt minta maap, apalagi maapin orang *sangat tidak mudah percaya sifat2 dia atas akibat trauma mendalam krn cinta, hhya.... *sedang menggapai cita-cita dalam hidup ini dan berharap ada seseorang yang sesuai bwt nemenin...
4:45 AM | Diposting oleh
gek rya a.k.a bimz
is this our last choice...?
"Jarak" antar angkatan di sekolah disiplin emang udah wajib hukumnya. Ga tau kenapa, senioritas 'n junioritas tumbuh subur di sekolah-sekolah yang dipandang disiplin oleh masyarakat. Senior seenaknya aja merintah2 adik kelas. Harus bawa inilah-itulah, and all those stuff that not important actually. Lebih parahnya lagi, para senior (gebl**) itu nyiptain peraturan-peraturan tak tertulis yang isinya banget-banget ga penting. Yunior ga bole liat mata senior, kalo ketauan ngeliat bakalan didamprat. What kind of rule is this? kalo ga mau di liat, idup aja sono di Mars...(jeritan hati seorang junior)
Keadaan ini emang bener2 (pernah) terjadi di sekolah yang kata orang unggulan. Ketidakadilan cuma bisa di simpen dalam hati. Sampe-sampe ada istilah: kelas 3 adalah penguasa, kelas 2 adalah pengikut, kelas 1 adalah pesuruh. Istilah yang bener2 ga berguna., bagi dunia pendidikan ataupun sekolah itu sendiri.
Mungkin sekarang, keadaannya udah berbeda. Ga ada lagi penindasan, ga ada lagi kegiatan aneh-aneh yang katanya "melatih mental"(yang dalam kenyataannya sangat merusak mental). Sekolah jadi lebih nyaman, jadi bener2 berfungsi sebagai sekolah. Penghuni sekolah jadi bebas berkreatifitas tanpa ada rasa tertekan.
Tapi, adakah yang menyadari siapa pelopor semua perubahan indah ini? Tersebutlah satu angkatan (xxx) yang dengan jiwa besar bersedia untuk menjadi "korban terakhir" dari rantai kedisiplinan tak terkendali di sekolah. Mungkin seudah takdirnya angkatan ini menjadi "LAST CHOICE" bagi angkatan2 sebelumnya untuk melampiaskan 'rasa tidak terima' karena mereka selalu merasa bahwa angkatan last choice ini lebih beruntung dari mereka.
yah... silakan namai sendiri... ciptakan istilah sendiri..... Mungkin akan tidak ada yang peduli, tetapi keyakinan dalam diri begitu kuat bahwasanya akan ada ganjaran dari keputusan kami tidak melanjutkan tradisi dan akan ada buah dari ketidakpedulian kami atas apa yang pernah terjadi.
NB: masif terima kasih dan tinggi hormat bagi pihak yang mau memaafkan kesalahan tulisan, lafal, intonasi, dll. penulis tidak pernah bermaksud menjatuhkan pihak tertentu, hanya ingin semua tau.
"Jarak" antar angkatan di sekolah disiplin emang udah wajib hukumnya. Ga tau kenapa, senioritas 'n junioritas tumbuh subur di sekolah-sekolah yang dipandang disiplin oleh masyarakat. Senior seenaknya aja merintah2 adik kelas. Harus bawa inilah-itulah, and all those stuff that not important actually. Lebih parahnya lagi, para senior (gebl**) itu nyiptain peraturan-peraturan tak tertulis yang isinya banget-banget ga penting. Yunior ga bole liat mata senior, kalo ketauan ngeliat bakalan didamprat. What kind of rule is this? kalo ga mau di liat, idup aja sono di Mars...(jeritan hati seorang junior)
Keadaan ini emang bener2 (pernah) terjadi di sekolah yang kata orang unggulan. Ketidakadilan cuma bisa di simpen dalam hati. Sampe-sampe ada istilah: kelas 3 adalah penguasa, kelas 2 adalah pengikut, kelas 1 adalah pesuruh. Istilah yang bener2 ga berguna., bagi dunia pendidikan ataupun sekolah itu sendiri.
Mungkin sekarang, keadaannya udah berbeda. Ga ada lagi penindasan, ga ada lagi kegiatan aneh-aneh yang katanya "melatih mental"(yang dalam kenyataannya sangat merusak mental). Sekolah jadi lebih nyaman, jadi bener2 berfungsi sebagai sekolah. Penghuni sekolah jadi bebas berkreatifitas tanpa ada rasa tertekan.
Tapi, adakah yang menyadari siapa pelopor semua perubahan indah ini? Tersebutlah satu angkatan (xxx) yang dengan jiwa besar bersedia untuk menjadi "korban terakhir" dari rantai kedisiplinan tak terkendali di sekolah. Mungkin seudah takdirnya angkatan ini menjadi "LAST CHOICE" bagi angkatan2 sebelumnya untuk melampiaskan 'rasa tidak terima' karena mereka selalu merasa bahwa angkatan last choice ini lebih beruntung dari mereka.
yah... silakan namai sendiri... ciptakan istilah sendiri..... Mungkin akan tidak ada yang peduli, tetapi keyakinan dalam diri begitu kuat bahwasanya akan ada ganjaran dari keputusan kami tidak melanjutkan tradisi dan akan ada buah dari ketidakpedulian kami atas apa yang pernah terjadi.
NB: masif terima kasih dan tinggi hormat bagi pihak yang mau memaafkan kesalahan tulisan, lafal, intonasi, dll. penulis tidak pernah bermaksud menjatuhkan pihak tertentu, hanya ingin semua tau.
Label:
jerit hati
|
3
komentar
8:46 PM | Diposting oleh
gek rya a.k.a bimz
kamu tahu nggak sih apa itu camping? Yup, camping di-Indonesia-in jadi kemah. Kemah biasanya dilakukan di hutan, di gunung atau di alam terbuka lainnya. Nah, kalau kemahnya di hotel bintang 5 (*****) macam Bali beach Hotel namanya apa donk???
Asean Science Camp tahun 2008 digelar di Provinsi Bali pada tanggal 3-9 Agustus 2008. Awal munculnya ide untuk mengadakan Science camp seperti itu adalah demi memajukan bidang science yang selama ini dianggap sulit untuk diwujudkan. Indonesia sepatutnya berbangga menjadi tuan rumah. Dengan adanya kegiatan science camp seperti ini diharapkan mampu meningkatkan pemahaman banyak pihak tentang science, diantaranya adalah siswa itu sendiri.
Asean science camp kedua tahun ini benar-benar mengesankan. Jumlah peserta yang mencapai tidak kurang dari 400 orang menunjukkan bahwa minat masyarakat dunia (Asean khususnya) terhadap science sedang meningkat. Dari seluruh peserta tersebut, terdapat kurang lebih 30 peserta dari siswa SMA di Bali yang ikut berpartisipasi. Perlu untuk diketahui bahwa peserta dari Bali dibebaskan melalui biaya apapun.
Pada acara ini, banyak sekali kegiatan positif yang dilakukan oleh peserta science camp. Diantaranya adalah seminar, panel discussion, morning talk, evening talk, dll. Kesempatan untuk bertemu dengan para peraih nobel juga sangat bermanfaat untuk memotivasi peserta. Sesuai dengan tema science camp tahun ini yaitu "See the future, be the future". Peraih Nobel yang diundang untuk hadir di ASC 2008 di antaranya adalah Prof Masatoshi Koshiba dari Jepang (peraih Nobel Fisika 2002) Prof Yuan Tseh Lee dari Taiwan (peraih Nobel Kimia 1986), Prof Douglas D Osheroff dari Amerika Serikat (AS) (peraih Nobel Fisika 1996), Prof Dr Richard Robert Ernst dari Swiss (peraih Nobel Kimia 1991), dan Prof David Gross dari AS (peraih Nobel Fisika 2004).
Sungguh merupakan kesempatan emas dapat mengikuti science camp tahun ini mengingat tahun depan Asean Scence Camp ketiga akan dilaksanakan di Jepang.
-You see things and you say "why?" but i dreams things that never were and i say "Why not?"-
by: George Bernards
Asean Science Camp tahun 2008 digelar di Provinsi Bali pada tanggal 3-9 Agustus 2008. Awal munculnya ide untuk mengadakan Science camp seperti itu adalah demi memajukan bidang science yang selama ini dianggap sulit untuk diwujudkan. Indonesia sepatutnya berbangga menjadi tuan rumah. Dengan adanya kegiatan science camp seperti ini diharapkan mampu meningkatkan pemahaman banyak pihak tentang science, diantaranya adalah siswa itu sendiri.
Asean science camp kedua tahun ini benar-benar mengesankan. Jumlah peserta yang mencapai tidak kurang dari 400 orang menunjukkan bahwa minat masyarakat dunia (Asean khususnya) terhadap science sedang meningkat. Dari seluruh peserta tersebut, terdapat kurang lebih 30 peserta dari siswa SMA di Bali yang ikut berpartisipasi. Perlu untuk diketahui bahwa peserta dari Bali dibebaskan melalui biaya apapun.
Pada acara ini, banyak sekali kegiatan positif yang dilakukan oleh peserta science camp. Diantaranya adalah seminar, panel discussion, morning talk, evening talk, dll. Kesempatan untuk bertemu dengan para peraih nobel juga sangat bermanfaat untuk memotivasi peserta. Sesuai dengan tema science camp tahun ini yaitu "See the future, be the future". Peraih Nobel yang diundang untuk hadir di ASC 2008 di antaranya adalah Prof Masatoshi Koshiba dari Jepang (peraih Nobel Fisika 2002) Prof Yuan Tseh Lee dari Taiwan (peraih Nobel Kimia 1986), Prof Douglas D Osheroff dari Amerika Serikat (AS) (peraih Nobel Fisika 1996), Prof Dr Richard Robert Ernst dari Swiss (peraih Nobel Kimia 1991), dan Prof David Gross dari AS (peraih Nobel Fisika 2004).
Sungguh merupakan kesempatan emas dapat mengikuti science camp tahun ini mengingat tahun depan Asean Scence Camp ketiga akan dilaksanakan di Jepang.
-You see things and you say "why?" but i dreams things that never were and i say "Why not?"-
by: George Bernards
Label:
unforgettable experience
|
5
komentar
Langganan:
Postingan (Atom)